Tahun ini, ramai-ramai kita semua bertransformasi. Muncul satu kepala baru, tanda usia makin menua. Tidak ada lagi embel-embel "belas" ketika menyebutkan nominal usia kronologis. Sepertinya itu bagus, karena setidaknya kita tidak akan lagi disebut belum cukup umur.
Di dunia nyata, setiap akhir adalah awal dari sesuatu yang baru. Begitu pula akhir masa remaja yang merupakan awal masa dewasa. Akhir dari masa selalu meminta, awal dari masa mulai memberi. Akhir dari masa minum susu peninggi badan, awal dari masa minum susu penguat tulang.
Karena setiap pertambahan hari adalah pertambahan usia, dan pertambahan usia adalah pertambahan pengalaman, mari sesekali kita merayakan. Mungkin tidak lagi dengan tiup lilin dan kue ulang tahun, tapi tetap dengan rentetan ucapan serta doa pengharapan. Mungkin tidak lagi ada kehadiran badut pesta, tapi pasti tetap ada teman-teman. Ulang tahun, seberapapun klisenya, tetap saja punya makna.
Dan di harimu, semoga kau semakin cakap menarik makna.
Dan di hidupmu, semoga kau selalu berbahagia.
Regards,
Dilla, masih 19 tahun
Monday, January 21, 2013
Sunday, January 20, 2013
Nobody Said It Was Easy
Ketika orang lain meragukan kita, kenapa kita harus ikut meragu?
Ketika orang lain merendahkan kita, kenapa kita harus merasa rendah?
Ketika orang lain berkata kita tidak mampu, kenapa kita harus merasa tidak sanggup?
Ketika mereka bilang mereka saja tidak bisa, kenapa kita harus sama dengan mereka?
Ketika mereka ungkapkan banyaknya halangan, kenapa kita harus melihat ketidakmungkinan?
Ketika mereka bilang begini dan begitu, kenapa harus selalu kita dengarkan?
Dalam proses belajar, kita memang harus rajin mendengar. Tapi apa yang kita dengar tidak seharusnya selalu kita jadikan beban. Kalau terasa sakit, rasakan saja, toh itu bagian dari proses. Tidak ada salahnya kita mencoba apa yang dikata orang nyaris mustahil. Kan hanya nyaris. Toh tidak ada jaminan kita pasti gagal. Seorang hebat pernah berkata, gagal itu hanya kemungkinan, bukan kepastian. Ketika kita mungkin gagal, bukankah itu berarti kita juga mungkin berhasil?
Prediktor keberhasilan sama sekali bukanlah kesesuaian dengan rencana maupun harapan, apalagi kesuksesan. Mampu belajar dari kegagalan adalah keberhasilan besar. Sanggup memulai saja sudah bisa disebut berhasil, berhasil melawan rasa ragu. Bahkan sekedar kita berani, itu juga merupakan keberhasilan, setidaknya berhasil melawan rasa takut.
Terkadang, lebih baik sibuk berjalan daripada menyibukkan diri dengan mendengar, atau melukai hati dengan kesakitan, apalagi menumpulkan otak dengan keraguan.
Ketika orang lain merendahkan kita, kenapa kita harus merasa rendah?
Ketika orang lain berkata kita tidak mampu, kenapa kita harus merasa tidak sanggup?
Ketika mereka bilang mereka saja tidak bisa, kenapa kita harus sama dengan mereka?
Ketika mereka ungkapkan banyaknya halangan, kenapa kita harus melihat ketidakmungkinan?
Ketika mereka bilang begini dan begitu, kenapa harus selalu kita dengarkan?
Dalam proses belajar, kita memang harus rajin mendengar. Tapi apa yang kita dengar tidak seharusnya selalu kita jadikan beban. Kalau terasa sakit, rasakan saja, toh itu bagian dari proses. Tidak ada salahnya kita mencoba apa yang dikata orang nyaris mustahil. Kan hanya nyaris. Toh tidak ada jaminan kita pasti gagal. Seorang hebat pernah berkata, gagal itu hanya kemungkinan, bukan kepastian. Ketika kita mungkin gagal, bukankah itu berarti kita juga mungkin berhasil?
Prediktor keberhasilan sama sekali bukanlah kesesuaian dengan rencana maupun harapan, apalagi kesuksesan. Mampu belajar dari kegagalan adalah keberhasilan besar. Sanggup memulai saja sudah bisa disebut berhasil, berhasil melawan rasa ragu. Bahkan sekedar kita berani, itu juga merupakan keberhasilan, setidaknya berhasil melawan rasa takut.
Terkadang, lebih baik sibuk berjalan daripada menyibukkan diri dengan mendengar, atau melukai hati dengan kesakitan, apalagi menumpulkan otak dengan keraguan.
Monday, January 14, 2013
One Day, We'll Loook Back & Smile
Don't we all want to live the life in such a way that if a photograph were taken at random, it would be a cool photograph?
But then I think about it all over again, again and again, until I'm finally realizing one thing, that we're all already have that kind of life. We capture without camera, don't we? And every second we have, every moment we cherish, is incredibly captivating, yes?
But then I think about it all over again, again and again, until I'm finally realizing one thing, that we're all already have that kind of life. We capture without camera, don't we? And every second we have, every moment we cherish, is incredibly captivating, yes?
Tuesday, January 1, 2013
Lovefoolosophy
"Those who love you are not fooled by mistakes you've made or the dark images you hold about yourself. They remember your beauty when you feel ugly; your wholeness when you're broken; your innocence when you feel guilty; and your purpose when you're confused." - Alan Cohen
Subscribe to:
Posts (Atom)