Pages

Monday, October 29, 2012

Stuck on the Puzzle

Saya mengingatmu sebagai sosok yang hampir selalu lupa nama saya, yang hampir selalu menanyakan saya anak siapa. Saya mengingatmu sebagai sosok yang selalu memeluk saya sambil berair mata, menangisi kealpaanmu akan siapa saya.
Tidak banyak yang terekam memori saya. Hanya sebatas itulah ingatan seorang anak berusia lima.
Tapi potongan adegan langkah kecil saya menyusuri jalan di kota itu, derak lantai kayu tempat kita bertemu, dan cara saya mendapat pelukan darimu... kesemuanya dapat dengan mudah membawa air mata haru. Apalagi ditambah kenyataan bahwa sekuat apapun rindu, ia tidak akan berhasil membawa kita ke dimensi yang sama untuk kembali bertemu dan berbagi cerita.
Kamu mungkin tidak tau, tapi kami mengunjungimu, selalu, setidaknya sekali dalam setahun. Dari tiap kunjungan itu saya mengumpulkan kepingan cerita tentangmu dari mereka yang beruntung lebih banyak menghabiskan waktu bersamamu.
Andai saja kamu bisa tau, kami selalu rindu. 

Tuesday, October 16, 2012

Soliloquy

Selamat mencaci diri sendiri.
Untuk kesempatan yang tersia-sia.
Untuk energi yang habis tanpa sisa.
Untuk waktu yang terbuang cuma-cuma.
Selamat mengutuki diri sendiri.
Untuk semua iya yang berakhir dengan tidak.
Untuk semua mau yang berakhir dengan enggan.
Untuk semua rela yang berakhir dengan paksa.
Selamat menulis ulang cerita dengan menebus lunas dosa.
Selamat menulis ulang janji dengan lebih hati-hati.
Selamat menyusun keping kepercayaan dari mereka yang kau patahkan.
Selamat mencari puing keyakinan pada diri yang kau remukkan.

Monday, October 15, 2012

Kembali

Lambatkan jalanmu, wahai sang Waktu. Jangan suka terburu. Berikan saya sedikit pemaklumanmu untuk merasa lelah dan duduk bercengkrama dengan mereka yang saya cinta, dalam satu masa.
Saya akui, perjalanan ini terlalu mengasyikkan. Saya terlalu sering lupa menyamakan langkah di persimpangan jalan. Lagi dan lagi, saya lewatkan kesempatan meringkukkan tubuh ke dalam hangat peluk mereka.
Dan kali ini, sebelum kami berlayar ke arah mata angin yang berbeda, pertemukanlah kami dan biarkan kami sedikit bermain dengan sistem maha kaku-mu, kembali ke masa-masa yang telah lalu.